ILMU I’tikad 50 yang Wajib Untuk Islam Sebagai Dasar Tauhid - Kode Cuan

ILMU I’tikad 50 yang Wajib Untuk Islam Sebagai Dasar Tauhid

KodeCuan - Sebagai umat Islam kita harus mengetahui itikad 50 itu wajib sebagai dasar tauhid. Tauhid adalah mengenal Allah. Dengan adanya tauhid, maka sempurnalah amal-amal lainnya.


Apa itu  I’tikad ? I’tikad berasal dari bahasa Arab.  Asal usul ungkapan ini dari ‘aqada ke I’taqada yang artinya adalah Keyakinan.  Jika telah beri’tikad bahwa hati manusia telah terikat dengan kepercayaan Mendasar.  

ILMU I’tikad 50 yang Wajib Untuk Islam Sebagai Dasar Tauhid

I’tikad kepada  Allah dan Rasul sangatlah penting untuk kita ketahui. Jadi dalam Artikel kali ini akan berbagi penjelasan dan divisi untuk  I’tikad 50. Dan dalam penjelasan ini, ada struktur sifat-sifat Allah.


Ilmu I'tikad 50

40 pertama dikaitkan akan dibagi menjadi 4, wajib dan mustahil bagi Allah, yaitu:


 I.  Nafsiah: adalah setiap masing-masing wajib untuk zat untuk bahan kekal, tidak karena apa-apa. Sifat Nafsiah maujud ini pada dzihin (hati, jiwa dan pikiran) dan tidak maujud pada kharij (realitas). Makna dzihin adalah keyakinan dalam hati, sedangkan makna kharij adalah nyata, contoh yaitu : jika membuka jilbab, niscaya kita bisa melihat sifat yang berdiri pada substansi. Sifat nafisah ada satu, yaitu:  

(1). Wujud, artinya adalah ada.   Lawannya adalah (1).‘Adam yang berarti Tidak ada). Dalilnya:    “Qul man Rabbu as-samaawaati wal arldhi qulillaah .. qulillahu khaaliqu kulla syai-in wahuwa al-waahidu al-Qahhar” [Arra’du: 16]


II.  Salbiah : adalah sifat yang menolak untuk padhal (alam) yang seharusnya tidak berada di dzat Allah. Salbiah memiliki lima anggota karakteristik              Adalah :  


(2). Qidam, yang berarti Sedia,  lawannya (2). Hudust artinya baharu.  Dalilnya : “Huwa al-awwalu wal a-khiru” (Al-hadid: 3)    


(3). Baqaa’ artinya ; kekal (Abadi / tidak ada akhir),  lawan adalah
(3).  Fanaa artinya binasa (rusak/ hancur). Dalilnya:             “Wa yabqaa wajhu rabbika Dzul jalaali wal ikraam” (Arrahman: 28)  


(4). Mukhalafatuhu lilhawadist (berbeda dengan makhluk),  lawan
(4). Mumatsalatu lilhawadist (sama dengan makhluk)                “Laisa ka mistlihi syai-un wahuwa assamii’u al-bashiir” (Asy-syuraa: 11)


(5). Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan dzat-Nya sendiri), lawan
(5). La yakuunu qaaiman binafsih “Innallaaha laghaniyyun ‘an al-‘alamiin” (Al-Ankabut: 6)  


(6). Wahdaniyyah (Esa) lawannya
(6). Laa yakuunu waahidaa (tiada esa)  “Qul huwallaahu Ahad” (Al-ikhlas: 1)


III.  Ma’ani : adalah sifat wajib bagi Allah yang dapat dijelaskan oleh pikiran manusia, dan kecerdasan dapat meyakinkan orang lain, karena  kebenaran dapat dibuktikan dengan panca indera.  Ada tujuh sifat Ma’ani: 


(7).   Qudrah (Kuasa atas segala sesuatu) lawannya (7) ‘Ajzu (lemah / tidak bisa melakukan apa-apa) “Innallaaha ‘alaa kulli syai-in qadiir” (Al-Baqarah: 20)    


(8)    Iradah (berkehendak) lawan
(8).  Karaahah (dipaksa/terpaksa)    “Inna rabbaka fa’aalun lima yuriid” (Hud: 107)    

(9).   ‘Ilmu (Mengetahui),  lawannya
(9).  Jahlun (bodoh)    “Wa’lamuu annallaaha bikulli syai-in ‘aliim” (Al-Baqarah: 231)  

(10). Hayat (hidup),  lawannya  adalah
(10). Mautun (Mati)              “Allaahu laa ilaaha illaa huwa al-hayyu al-qayyuum” (Al-Baqarah: 255)    

(11). Sama’ ‘(Maha Mendengar)  lawannya
(11).  Shumum (Tuli)   “Wahuwa as-samii’u al-bashiir” (Asy-syuraa: 11)    

(12). Bashaar (Maha Melihat), lawannya (12). ‘Umyun (Buta)     “Wahuwa as-samii’u al-bashiir” (Asy-syuraa: 11)    

(13). Kalaam (Berkata-kata, lawannya
(13). Bukmu = bisu (Tidak berkata / tidak berbicara) “Wa kalaamullaahu muusa takliima” (An-Nisaa: 164)


IV. Ma’nawiyyah : adalah sifat yang berkaitan dengan sifat kegiatan, atau sifat-sifat Ma’ani tujuh di atas. Ada tujuh sifat ma’nawiyyah yaitu:    

(14). Qaadirun (yang kuasa), lawannya
(14). ‘Ajizan (yang lemah), dalilnya sama dengan dalil Qudrah(7).    

(15). Muridun (yang berkehendak), lawannya (15).  Karihan (yang terpaksa), dalilnya sama dengan dalil    Iradah(8).    

(16). ‘Alimun (yang mengetahui), lawannya
(16).  Jahilan (yang bodoh), Dalilnya sama dengan dalil ‘Ilmu(9)

(17).Hayyun (yang hidup), lawannya
(17). Mayyitan (yang mati), dalilnya sama dengan dalil Hayat (10).     

(18).Sami’un (yang mendengar), lawannya (18). Ishmum (yang tuli). Dalilnya sama dengan dalil Sama’(11).  

(19).Bashirun (yang melihat), lawannya
(19). A’maa (yang buta). Dalilnya sama dengan dalil Bashaar(12).  

(20).Mutakallimun (yang berbicara), lawannya (20). Abkama (yang bisu). Dalilnya sama dengan dalil Kalam(13).

 Sifat wajib bagi Allah ada 20 ditambah sifat yang mustahil yang juga 20 menjadi 40 sifat.

(41).Dan sifat yang harus bagi Allah Satu adalah: Memperbuat segala sesuatu dan meninggalkannya             “Fi’lu kullun mumkinin aw tarkuhu”  atau meninggalkannya. Dalilnya: “Wa rabbuka yakhluqu ma yasyaa-u wa yakhtaaru”.    

Dan sifat-sifat yang wajib pada Rasul ada 4 dan mustahil pada Rasul ada 4 menjadi 8, yaitu:

(1). Shiddiq berarti  benar/jujur dan lawannya (1). Kidzbun berarti dusta /bohong. Dalilnya: “wa shadaqalmursaluun”.

(2). Amanah berarti terpercaya dan lawannya (2). Khianah berarti Menukarkan/pengkhianat. Dalilnya: “Innii lakum Rasuulun Amiin”

(3). Tabligh berarti menyampaikan danlawannya (3). Kitmaan berarti menyembunyikan. Dalilnya: “Yaa ayyuhar rasuul, baaligh maa undzila ilaika                   min rabbika”

(4). Fathanah berarti cerdas dan lawannya (4). Baladah berarti bodoh. Dalilnya: “Tilka hujjatunaa aatainaahaa Ibrahiima ‘alaa qaumihi”.

(50).Dan yang terakhir adalah sifat yang harus bagi Rasul, yaitu:  “Al a’radhul Basyariyyah “: adalah sifat manusia, seperti makan, minum, menikah dan sakit.Dalilnya : “Wamaa arsalnaa qablaka minal mursaliina illaa innahum la yakkuluunath-tha’aama wa yamsyuuna fil-aswaaqi”


Itulah ke-50 itikad yang wajib diketahui sebagai umat Islam ini, karena itikad tersebut adalah sebagai dasar tauhid kepada Allah. Semoga ilmu ini bermanfaat dan bisa dimanfaatkan.

Tidak Ada Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel